Tuesday, February 9, 2010

Ibadah di negeri orang

Assalamu’alaikum

Di sini saya hanya ingin berbagi sedikit pengalaman aja temen-temen.. Ini juga jadi renungan pribadi saya sendiri. Mudah-mudahan bermanfaat.

Dulu waktu kita masih berada di Indonesia, di mana agama kita jadi mayoritas, rasanya gampang sekali akses untuk beribadah. Contoh paling dekat, kita mau sholat, masjid bertebaran di mana-mana, kita Insya Allah tidak akan terlupakan waktu datangnya sholat, karena setiap masjid mengumandangkan Adzan. 5 waktu dalam satu hari kita akan selalu mendengar kumandang adzan dari masjid-masjid, bahkan untuk beberapa waktu sholat, stasiun-stasiun televisi pun mengumandangkan adzan.

Bukan hanya itu, tempat untuk melaksanakan sholat pun banyak tersedia, kita sedang berada di mana pun, Insya Allah menemukan tempat untuk sholat. Di kampus, pusat perbelanjaan, perkantoran, bahkan di bengkel pun kita bisa menemukan tempat untuk melaksanakan sholat. Tapi tanpa sadar mungkin terkadang kita terlena dengan berbagai kemudahan ini. Dalam artian terkadang saya sendiri menjadi meremehkan. Karena merasa bisa sholat di manapun dan kapan pun jadi, tidak terlalu mementingkan ketepatan waktunya.

Pesan Khalifah Usman Bin Affan r.a.
Orang-orang yang memelihara shalat lima waktu dan mengerjakannya tepat pada waktunya, maka Allah akan memuliakan orang itu dengan sembilan macam kemuliaan:
1. Dicintai Allah
2. Badannya senantiasa sehat
3. Dijaga oleh Malaikat
4. Diturunkan berkah untuk rumahnya
5. Mukanya akan kelihatan tanda orang yang shaleh
6. Allah akan melembutkan hatinya
7. Dapat melalui jembatan Shiratal Mustaqim layaknya seperti kilat
8. Akan diselamatkan dari api neraka
9. Allah akan menempatkannya ke dalam golongan orang-orang yang tidak takut dan bersedih

Keadaannya jadi terasa berbeda saat ini. Di saat kita jauh dari lingkungan yang banyak mengingatkan kita akan sholat. Di Belanda sini, saya mendengar kumandang adzan seringnya dari perangkat lunak di telepon seluler, ato laptop teman yang juga memuat perangkat lunak itu. Di sini saya benar-benar merasa diuji keikhlasan kita untuk beribadah, di mana mulai sedikit orang yang mengingatkan kita untuk sholat, baik secara langsung maupun tidak.

Ketika kita sudah mencapai tahap ingin melaksanakan sholat pun, datang ujian berikutnya, yaitu sedikit sekali tempat yang bisa digunakan untuk melaksanakannya. Hal ini sangat terasa ketika kitas ering beraktifitas di luar rumah. Tidak mudah menemukan tempat untuk sholat, masjid di sini tidak gampang ditemukan, pusat perbelanjaan, hampir bisa dipastikan tidak akan menyediakan tempat sholat, di beberapa kampus tertentu, mungkin kita bisa menemukan tempat sholat, tapi di tempat-tempat umum lainnya kita akan kesulitan. Kalau dulu di Indonesia, bahkan di setiap pom bensin sepanjang jalur-jalur jalan antar kota, pasti ada musholla, jadi kita tidak akan risau mencari tempat sholat.

Intinya adalah, di sini saya merasakan bahwa keikhlasan, ketaatan, dan arti pengorbanan dari ibadah diuji oleh Allah. Di saat kita diliputi kesulitan akses untuk sholat, akankah tetap kita melaksanakannya? Bukan hanya sholat karena mayoritas orang-orang di lingkungan kita juga sholat, tetapi sholat karena keikhlasan beribadah mengharap ridho-Nya. Dan saya yakin Insya Allah, kita akan bisa menjadi hamba-Nya yang lebih baik ketika bisa melawan tantangan ini.


Wassalamu’alaikum

No comments: